Produksi Legging, Omzet Konveksi di Depok Rp 200 Juta Seminggu

Celana legging diminati anak-anak hingga dewasa. Alhasil, konveksi di Depok kebanjiran orderan omzetnya pun mencapai Rp 200 juta dalam seminggu.

Ditemui di konveksinya Muhammad Yopih (29) menceritakan awal mula membuka usaha celana legging, sebelumnya Yopih ikut kerja di konveksi orang lain selama 5 tahun. Usai memahami betul seluk beluk usaha ini ia mantap nekat membuka usaha sendiri.

"Sebenarnya awalnya susah dulu, karena saya merantau jadi ya modal nekat namanya keyakinan mau bener alhamdulillah ada jalannya, modalnya cuma Rp 5 juta bang. Awal-awal ga beli bahan, ngambil dulu ke orang, mesin juga masih minjem. Lama kelamaan saya belajar sampai sekarang punya mesin sendiri beli bahan sendiri," cerita Yopih di Konveksinya di Kecamatan Cipayung, Depok, Jumat (19/4/2024).

Kini Yopih telah memiliki 14 karyawan dengan 10 mesin jahit, namun konveksi dan mess yang dimilikinya masih berstatus sewa. Keempat belas karyawan didatangkan langsung dari kampungnya yaitu Sukabumi, ia juga turut membawa saudara hingga tetangga untuk membantu usahanya tersebut.

Usaha Yopih cepat melejit akibat membuka toko online sehingga mampu menjangkau pasar di luar daerah seperti Bandung, Malang, Surabaya hingga Lampung. Barang produksinya ini dijual dengan skema partai atau grosiran sehingga Yopih harus memproduksi celana dengan jumlah yang banyak.

Dalam sehari Yopih dan karyawannya memproduksi hingga 150 kodi dalam sehari, sebab biasanya satu pelanggan memesan 50 hingga 100 kodi dalam satu kali pesanan dan dalam satu minggu Yopih dikejar orderan hingga 400 kodi.

Pesanan tersebut meningkat drastis saat bulan puasa, Yopih dan para karyawan bahkan harus rela lembur guna mencukupi permintaan yang mencapai 700 kodi dalam satu minggu.

"Kalau saya jualan online sistem partai, langganan kan sekali beli kalo partai bisa 50 kodi kandang ada yang 100 kodi itu 1 pelanggan. Dalam satu minggu keluar lebih dari 400 kodi. Jualan kalo puasa kemarin saya keteteran produksi di bulan puasa seminggu 700 kodi," lanjut Yopih.

Berkat pesanan yang melejit itu omzet Yopih juga ikut terbang, jika pada hari biasa Yopih mendapatkan Rp 80 juta dalam satu minggu pada bulan puasa omzetnya melejit hingga Rp 200 juta per minggu.

Omzetnya yang besar membuat Yopih kini mampu mencukupi semua keinginannya seperti memiliki 2 mobil hingga menyekolahkan anak, selain itu ia juga membuka lapangan kerja bagi saudara dan para tetangganya dari Sukabumi.

Cerita Yopih diperjelas oleh Jaka (32) yang kini menjadi penjahit sekaligus tim marketing, saat ini Jaka telah bekerja selama 5 tahun. Ia mengaku dalam sehari menjahit hingga 400 celana dan pada saat puasa lembur untuk memenuhi pesanan yang naik hingga 800 celana dalam sehari.

"Saya bekerja hampir 5 tahun di sini, tugasnya marketing juga kerja juga memasarkan ke online. Kalo ngejait sendiri 400 celana sehari kalo pas musim puasa sampai subuh kerja dikejar-kejar pesanan sampai 800 celana sehari semalam," cerita Jaka sambil menjahit celana.

Jaka menyebut celana yang diproduksi memakai bahan spandek balon dengan gramasi 180, kualitas yang diproduksinya juga diperhatikan baik-baik sehingga pelanggan tidak kecewa dan kembali memesan di sini.

Sambil menjahit celana Jaka menyebut gaji bulanan yang diterimanya mencapai Rp 6 juta, uang tersebut utuh karena Jaka dan kawan-kawan telah disiapkan mes untuk istirahat dan makan secara gratis.

Sumber : detik

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel