Daftar Mobil Terancam Tak Bisa Isi Pertalite Buntut Pembatasan BBM
Ilustrasi daftar mobil terancam tak bisa isi Pertalite buntut pembatasan BBM bersubsidi (Foto: Pertamina) |
Wacana pembatasan BBM subsidi bakal segera diberlakukan tahun ini. Rencananya pembatasan ini bakal dibagi berdasarkan cc mobil. Cek daftar mobil yang terancam tak bisa isi Pertalite di sini.
Dilansir detikOto, Kamis (11/7/2024), Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebtu pembatasan BBM subsidi itu bakal berlaku mulai 17 Agustus. Meski begitu, Luhut belum memerinci pembatasan tersebut, apakah dilakukan berdasarkan kapasitas kendaraan (cc) atau mekanisme lainnya.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut pemerintah masih melakukan revisi Peraturan Presiden (Perpres) no 191 tahun 2014 pada Maret 2024 lalu. Nantinya, revisi aturan itu bakal mengatur siapa saja yang bisa membeli jenis bahan bakar khusus penugasan (JBKP). JBKP yang dimaksud di sini adalah Pertalite.
"Nanti akan ada kategori kendaraan yang kelas mana yang boleh pakai solar, yang boleh Pertalite. Umumnya yang dikasih untuk yang solar itu kendaraan yang angkut bahan pangan, bahan pokok, angkutan umum, supaya nggak menambah beban masyarakat yang memerlukan," ujarnya.
Rencana pembatasan BBM RON 90 keluaran Pertamina itu sudah dibahas sejak tahun lalu. Anggota Komite BPH Migas Abdul Halim sempat menjelaskan ada beberapa skenario yang diusulkan untuk penggunaan Pertalite.
Ada dua usulan yang diajukan untuk jenis kendaraan mobil, yakni pertama melarang semua kendaraan pelat hitam mengkonsumsi Pertalite. Skenario kedua adalah hanya mobil di bawah 1.400 cc yang boleh 'menenggak' Pertalite.
Kemudian untuk motor, hanya kapasitas di bawah 150 cc yang nantinya masih boleh mengkonsumsi Pertalite. Sejauh ini, Pertamina sudah melakukan uji coba pembatasan Pertalite bagi yang belum mendaftar di Program Subsidi Tepat MyPertamina. Bila belum mendaftar maka maksimal hanya mengisi 20 liter per hari. Sementara bila sudah mendaftar tidak ada pembatasan.
Bila usulan itu diterima khususnya skenario kedua, maka mobil-mobil populer di kelas Low MPV terancam tak lagi bisa mengisi Pertalite. Sebagai catatan, mobil Low MPV seperti Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Mitsubishi Xpander, hingga Hyundai Stargazer menggunakan mesin 1.500 cc. Namun untuk Avanza dan Xenia juga punya opsi mesin 1.300 cc. Maka bila skenario berlaku, Avanza dan Xenia versi 1.300 cc berpotensi masih bisa mengisi Pertalite.
Sementara itu, jika merujuk pada buku panduan manual, mobil-mobil di segmen Low MPV itu masih bisa untuk menggunakan Pertalite. Misalnya saja dalam buku panduan Toyota Avanza tertulis jenis bahan bakar hanyalah bahan bakar bensin tanpa timbal.
Kemudian untuk angka oktannya dijelaskan 90 atau lebih tinggi. Artinya, bila menggunakan Pertalite tidak masalah karena sesuai dengan spesifikasi. Hal serupa juga ditemukan pada buku panduan manual Xpander dan Stargazer.
Sebaliknya, jika nantinya mobil di bawah 1.400 cc masih dibolehkan membeli Pertalite, maka tetap harus disesuaikan dengan spesifikasi mesin. Contohnya mobil di segmen LCGC yang rata-rata menggendong mesin 1.000-1.200 cc, dianjurkan menggunakan BBM RON 92 atau lebih tinggi dari Pertalite.
Sumber : Detik