Miris Kuda Nil Dicekoki Plastik, Ini Akibat Makan Plastik pada Hewan

Ada perkembangan terbaru dari kasus kuda nil dicekoki plastik oleh pengunjung Taman Safari Bogor. Pelaku yang mencecoki kuda nil dengan plastik mulai terungkap dan pihak Taman Safari Bogor sudah melaporkan insiden itu ke kepolisian.

Pendiri Taman Safari Indonesia Jansen Manansang menyebutkan, plastik yang dilemparkan ke mulut kuda nil yang malang itu bukan berisi sampah, melainkan berisi buah-buahan.

Mengenai motif pengunjung melempar plastik ke kuda nil, Jansen belum mengetahuinya. "Bisa saja dia lupa atau pengunjung tidak sengaja memberi makan wortel itu bareng plastiknya," ujarnya seperti dikutip dari detikTravel.

Bagaimanapun, plastik yang termakan oleh hewan bisa menyebabkan kematian. Diakui Jansen, dulu Taman Safari pernah mendapatkan hewan mati karena memakan plastik.

Bagi pelaku, sesuai aturan, bisa dijerat dengan Pasal 40 UU RI No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Bagi yang sengaja melakukan pelanggaran dapat dikenai sanksi pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp 100.000.000.

Hewan Makan Plastik

Hewan sering memakan plastik karena tidak selalu bisa membedakan plastik dengan makanan. Seperti dikutip dari Plastic Soup Foundation, organisme yang merupakan filter feeder (plankton, kerang, paus balin) atau yang hidup di bawah pasir pantai (cacing lug) tidak dapat membedakan hal tersebut.

Beberapa ikan memakan plastik karena salah mengiranya sebagai telur ikan dan menggigit plastik yang mengapung di air. Penyu misalnya, melihat kantong plastik sebagai ubur-ubur yang biasa menjadi menu mereka.

Di dalam perut burung camar yang mengumpulkan makanannya sambil terbang dengan paruh terbuka di atas permukaan air, plastik hampir selalu ditemukan. Banyak hewan yang merumput di darat juga memakan plastik. Selain itu, sampah plastik yang dilapisi sisa makanan meningkatkan kemungkinan plastik tersebut dimakan.

Jika Hewan Memakan Plastik

Hewan yang secara tidak sengaja memakan plastik akan menderita dan sering kali mati karenanya. Plastik yang tertelan akan mengisi perut dan tidak mengherankan jika hal ini mengurangi rasa lapar.

Hewan akan makan lebih sedikit, memperoleh lebih sedikit energi, dan melemah. Potongan plastik yang lebih besar dapat menyumbat saluran pencernaannya sehingga plastik tersebut tidak dapat dikeluarkan lagi.

Dalam kasus lain, plastik digiling menjadi potongan-potongan kecil di dalam perut lalu berserakan dimana-mana. Dengan cara ini, burung camar menggiling dan menyebarkan jutaan keping plastik setiap tahunnya. Beberapa di antaranya ditinggalkan di tempat bersarang yang ditinggalkan.

Hewan yang Jadi Korban

Seiring meningkatnya polusi plastik, kita sering mendengar berita ikan memakan plastik, kura-kura mengkonsumsi kantong plastik, bahkan paus ditemukan mati dengan berton-ton plastik di perutnya.

Isi perut burung camar, menurut penelitian jangka panjang di Belanda, rata-rata terdiri dari dua puluh lima potong plastik. Seekor paus sperma yang terdampar di Taman Nasional Wakatobi di Indonesia pada Desember 2018, memiliki 115 cangkir, 25 tas, empat botol dan dua sandal di perutnya. Sungguh mengenaskan.

Lebih dari seribu keping plastik dihitung di dalam perut paus dan berat total plastik tersebut mencapai enam kilogram. Di Uni Emirat Arab, plastik menyebabkan setengah dari seluruh kematian unta.

Hewan-hewan tersebut memakan sampah dan gumpalan plastik berukuran antara sepuluh hingga enam puluh kilogram ditemukan di perut mereka. Karena plastik tidak bisa keluar dari perut, benjolan tersebut terus membesar hingga hewan tersebut mati kelaparan.

Pada Juli 2010, seekor penyu hijau muda terdampar di pantai, dalam kondisi sangat lemah, di pantai Brasil dekat Florianópolis dan mati beberapa jam kemudian. Spesimen ini diketahui memiliki 3.267 lembar plastik di perutnya dan 308 lembar lagi di perutnya. Itu pun hanya potongan plastik yang berukuran lebih dari 5 mm yang dihitung. Selebihnya, pasti jumlah kontaminasi plastik di tubuh hewan itu akan lebih banyak.

Kondisi Kuda Nil di Taman Safari Bogor

Taman Safari Indonesia memastikan kondisi kuda nil yang viral setelah ada pengunjung melempar plastik ke mulutnya dalam kondisi baik.

Kuda nil itu oleh Taman Safari diberi nama Hanyut. Hanyut bisa selamat berkat gerak cepat perawatnya. R Friadi sebagai perawat satwa Kuda Nil telah bergerak cepat mengeluarkan plastik yang dilempar pengunjung tersebut.

"Kondisi Hanyut baik-baik saja dan tidak menunjukkan perilaku yang aneh, karena saat kejadian saya langsung mengeluarkan sampah plastik sebelum plastik ditelan oleh Hanyut," ujar Friadi.

"Sahabat satwa mari sama-sama kita merawat dan menjaga atawa untuk tidak melempar barang ataupun sampah ke exhibit atau satwanya," ujarnya dalam video yang dilihat, Kamis (27/6/2024).

Sumber : Detik

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel